Sabtu, 30 November 2013

Berawal dari karir bisnis keluarga

BAB I
PENDAHULUAN
Membahas family business selalu saja menarik, karena sangat dominannya peran perusahaan keluarga ini dalam dunia bisnis. Di negara semaju AS saja, 90 persen dari 15 juta perusahaannya merupakan family business
family business telah menyumbang empat puluh persen GNP AS. Sebuah bisnis keluarga yang dikelola biasanya salah satu di mana lebih dari setengah saham dikendalikan oleh anggota keluarga yang sama, atau yang telah berlalu antara generasi. Mulai, memimpin dan bekerja dalam bisnis keluarga dapat membawa manfaat yang berharga dibandingkan dengan bisnis lain – dari kepercayaan yang lebih besar antara staf untuk peningkatan fleksibilitas. Namun, tanpa manajemen hati-hati ada juga dapat masalah – dari anggota keluarga kurang keterampilan yang penting, komunikasi yang buruk untuk bentrokan lebih dari membayar. Panduan ini menetapkan keuntungan utama yang datang dengan menjalankan bisnis keluarga. Ini juga terlihat pada beberapa tantangan utama dan menyarankan cara-cara ini dapat disalurkan untuk menjadi kekuatan positif bagi pertumbuhan bisnis dan sukses.
Karakteristisk yang terdapat dalam bisnis keluarga menimbulkan beberapa keunggulan dan kelemahan dalam pengelolaan bisnis keluarga.
Pengelolaan bisnis keluarga mempunyai tiga aspek yaitu business management, family management dan ownership managemen. Konflik yang membayangi perjalanan bisnis keluarga, dimulai dengan ketidakaktifan generasi pendahulu dalam bisnis keluarga atau kematian generasi pendahulu, yang mengakibatkan beberapa masalah. Banyak bisnis keluarga yang berakhir akibat adanya beberapa perubahan, sehingga perlu manajemen strategi yang baik, sebagai arahan bagi perkembangan bisnis keluarga.
bagaimana cara memulai, menjalankan, megembangkan serta mempertahankan bisnis keluarga, maka dalam makalah ini akan membahas budaya, peran, ciri khusus serta suksesi dalam bisnis keluarga.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana keterkaitan antara bisnis dengan keluarga ?
2. Bagaimana budaya dalam bisnis keluarga ?
3. Apa saja peran keluarga dalam menjalankan bisnis keluarga ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui keterkaitan antara bisnis dengan keluarga.
2. Untuk mengetahui aneka budaya dalam bisnis keluarga.
3. Untuk mengetahui peran keluarga dalam menjalankan bisnis keluarga.
4. Untuk mengetahui ciri khusus manajemen dalam bisnis keluarga.
5. Untuk mengetahui proses suksesi manajerial dalam bisnis keluarga.
BAB II
ISI
2.1 Keterkaitan Keluarga dan Bisnis
Pengertian Bisnis Keluarga
Yaitu sebuah perusahaan yang dimiliki ,dikontrol,dan dijalankan oleh anggota sebuah atau beberapa keluarga. Meskipun demikian,bukan berarti bahwa semua pekerja dalam perusahaan harus merupakan anggota keluarga. Banyak perusahaan keluarga,terutama perusahaan-perusahaan kecil,mempekerjakan orang lain untuk menentukan posisi rendahan,sementara posisi tinggi (top manager) dipegang oleh dari dalam keluarga pemilik perusahaan.
Banyak bisnis keluarga disusun diatas dasar keluarga dan bisnis, Meskipun keluarga dan bisnis adalah institusi yang terpisah baik anggota,tujuan dan dinilai masing-masing. Mereka menjadi satu dalam perusahaan, didalam perusahaan keluarga. Bagi kebanyakan orang,dua institusi yang saling terkait ini adalah bagian yang paling penting dalam hidup mereka.keluarga dan bisnis muncul dengan alasan mendasar yang berbeda. Fungsi pokok keluarga berhubungan dengan perhatian dan pendidikan anggota keluarga,sedangkan bisnis berkaitan dengan produksi dan pendistribusian barang dan jasa. Tujuan keluarga adalah pengembangan penuh yang mungkin dilakukan tiap anggota keluarga yang berkaitan dengan keterbatasan kemampuan yang dimilikinya,serta pembagian kesempatan dan penghargaan yang sama untuk tiap anggota.Tujuan bisnis adalah keuntungan dan ketahanan hidup.
Tiap pribadi yang terlibat,langsung atau tidak,dalam perusahaan keluarga memiliki kepentingan dan pandangan yang berbeda dengan situasi yang ada. Model keterkaitan antara kepemilikan,keluarga dan bisnis dapat menjadi tumpang tindih satu sama lainnya. Seorang anggota keluarga bekerja diperusahaan,tetapi tidak mempunyai hak dalam kepemilikan perusahaan,memilih pekerjaan dan kesempatan berkembang yang lebih banyak bagi keluarga daripada anggota keluarga yang memiliki bagian bisnis tapi bekerja ditempat lain. Kepentingan yang berbeda dapat menciptakan ketegangan dan menyebabkan konflik hubungan diantara anggota keluarga yang memiliki bagian bisnis tapi bekerja ditempat lain. Kepentingan yang berbeda dapat menciptakan ketegangan dan menyebabkan konflik hubungan diantara anggota keluarga dalam bisnis bersifat lebih sensitif dari pada hubungan antara para karyawan yang tidak memiliki hubungan sama sekali.
Strategi Memilih dan Memulai Usaha Keluarga
Salah satu hal yang paling sulit didunia ini adalah memilih,tentunya bukan memilih untuk urusan percintaan atau urusan jodoh.memilih dalam konteks tulisan ini adalah memiliki usaha yang paling tepat untuk keluarga. Usaha keluarga relative melibatkan lebih dari diri calon pengusaha itu sendiri namun melibatkan pasangan dan anak. Tentu pilihan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi seluruh anggota keluarga.
2 faktor yang harus diperhatikan dalam memilih dan memulai usaha keluarga,yaitu antara lain:
 Tujuan usaha keluarga: jika usaha keluarga ini merupakan hanya salah satu sumber income keluarga maka usaha keluarga yang dipilih berupa usaha yang memiliki timing rendah atau usaha-usaha yang memiliki tempo-tempo tertentu,seperti usaha pertanian,usaha online ataupun usaha berupa investasi pada saham,reksadana maupun produk bursa lainnya. Namun jika usaha direncanakan menjadi tulang punggung perekonomian keluarga maka usaha yang dipilih lebih luas
Man behind the gun: ”orang yang menggerakkan usaha” hal ini penting mengingat kunci sukses sebuah usaha adalah pada unsur pengelolaan,artinya faktor manusia yang menggerakkan usaha.
Memulai Bisnis Keluarga
Memulai usaha kecil bersama keluarga – dengan suami, anak, atau sanak saudara bisa menjadi tantangan yang unik. Di sisi lain, ini juga sangat membantu untuk urusan kepercayaan dan cara yang bagus untuk mengajak semua anggota keluarga untuk bersama-sama demi keamanan generasi selanjutnya.
Keuntungan utama dari menjalankan bisnis dengan keluarga adalah adanya kepercayaan yang tidak didapatkan dari bisnis yang tidak berorientasi pada keluarga. Karena adanya kepercayaan dan hubungan keluarga inilah, anggota keluarga bisa bekerja lebih giat dan tidak membutuhkan kontrak legal dan permasalahan lain yang berkaitan dengan karyawan. Keuntungan lain adalah, terlepas dari banyaknya argumen, keluarga memiliki kecenderungan untuk tetap bersatu dalam masa-masa sulit. Hal ini disebabkan karena setiap anggota memiliki pemahaman yang lebih terhadap anggota keluarga yang lain, dan memiliki argumen, kerja sama, dan pengalaman negatif bersama-sama.
Terlepas dari semua keuntungan memiliki bisnis keluarga, ada beberapa hal yang harus diperhatikan:
1. Mencampuradukkan bisnis dengan urusan pribadi dan keluarga bisa berdampak buruk pada hubungan keluarga. Pastikan anda membuat batasan-batasan yang jelas tentang dimana dan kapan anda bisa berbicara tentang bisnis.
2. Pastikan bahwa komunikasi tidak menjadi halangan. Adakanlah pertemuan rutin untuk membahas perkembangan dan perbedaan pendapat.
3. Perlakukan bisnis keluarga sebagaimana mestinya. Masalah yang sering terjadi dalam bisnis keluarga adalah terlalu berfokus pada „keluarga‟ daripada bisnis.
4. Pastikan bahwa setiap orang memiliki peran yang jelas. Ini akan membantu untuk menumbuhkan lingkungan bisnis.
5. Anggota keluarga yang berada di dalam bisnis harus diperlakukan secara adil. Tidak boleh ada pilih kasih dalam bisnis. Gaji dan keuntungan yang adil dapat menjadi poin awal yang bagus. 9
6. Berusahalah untuk memngembangkan rencana pergantian. Siapa yang akan mengambil alih bisnis setelah anda pensiun? Contohnya, apakah anak saudara anda atau anak anda? Ini dengan asusmsi bahwa saudara anda dan anda memiliki saham kepemilikan atas perusahaan.
7. Jika anak anda akan bergabung dalam bisnis, usahakan agar mereka mendapat pengalaman di luar bisnis keluarga selama 3-5 tahun sebelum mereka bergabung. Hal ini akan memberi mereka perspektif atau pandangan yang berharga tentang bagaimana bisnis seharusnya dijalankan di luar setting keluarga.
2.2 Budaya Bisnis Keluarga

Sebuah bisnis keluarga banyak yang akhirnya gagal karena manajemen yang tidak profesional dan tidak memiliki landasan budaya perusahaan yang kuat. Seperti organisasi lainnya, bisnis keluarga mengembangkan cara tertentu dalam menjalankan usahanya yang memberikan keunikan tersendiri pada perusahaan. Pola perilaku yang khusus dan unik akan membentuk budaya perusahaan. Budaya perusahaan yaitu pola perilaku dan keyakinan yang membentuk karakteristik perusahaan (Longenecker,2001).
Pola-pola Budaya
Budaya perusahaan meliputi banyak tingkah laku dan keyakinan yang berbeda-beda. Budaya perusahaan akan menjelaskan cara berfungsinya suatu perusahaan. W.Gibb Dyer dalam Longenecker (2001), telah mengidentifikasi suatu tatanan pola budaya yang mempergunakan tiga fase perusahaan keluarga yaitu; bisnis sesungguhnya, keluarga dan pemerintah. Pola bisnis, pola keluarga dan pola pemerintah membentuk konfigurasi budaya secara keseluruhan sebagai budaya perusahaan keluarga.
Contoh pola bisnis adalah sistem keyakinan dan perilaku perusahaan yang berkaitan dengan kualitas produk yang dihasilkan. Pimpinan 10 memberikan pengertian kepada seluruh karyawan agar selalu menjaga kualitas produk dan menjaga hubungan baik dengan konsumen. Karyawan memandang hal ini sebagai nilai-nilai budaya bisnis. Melalui keputusan dan praktek perusahaan yang menempatkan prioritas utama pada pelayanan konsumen, pimpinan bisnis keluarga dapat membangun pola bisnis berdasarkan komitmen yang kuat untuk memproduksi produk yang berkualitas tinggi.
Contoh Budaya Bisnis Keluarga
Sukses berkat filosofi bambu
Kita semua tahu dan melihat bahwa sebagian besar warga keturunan etnis Tionghoa pandai dalam menjalankan usaha bisnisnya. Dan bila mereka berkecimpung dalam dunia pendidikan sebagian besar mendapat prestasi yang bagus, seperti menjadi juara dalam ajang lomba sains internasional. Bagaimana hal itu bisa terjadi? cap sukses yang ditujukan kepada mereka memang cukup beralasan, walaupun hal tersebut tidak dapat digeneralisasi. Bila kita mengenal ajaran budaya leluhur mereka yaitu ajaran Konfusionis bahwa “orang yang terhormat adalah orang yang terpelajar” maka bila dikaitkan dengan bisnis yang dijalankan mereka mempraktekkannya untuk hidup berdisiplin.
Bisnis keluarga etnis Tionghoa yang sukses tidak terlepas dari prinsip berdagang yang diterapkan sejak mereka masih kecil. Sejak anak-anak mereka terbiasa terlibat dalam usaha keluarga, contohnya membantu orang tua menjadi kasir di toko, sehingga naluri bisnis sudah terlihat sejak kecil.
Enam Langkah dalam Proses Suksesi
1. Mengevaluasi struktur kepemilikan
2. Mengembangkan gambaran struktur yang diharapkan setelah suksesi
3. Mengevaluasi keinginan keluarga dan contingency plan
4. Mengembangkan proses pemilihan, melatih, dan mentoring masa depan
5. Menciptakan dewan direksi yang efektif
6. Memasukkan penerus pada saat terbaik.
Tahap-tahap dalam Proses Suksesi
Fase-fase di dalam proses berpindahnya kepemimpinan dari orang tua ke anak dalam bisnis keluarga terdiri dari beberapa tahapan, yaitu;
1. Tahap prabisnis , dalam tahap pertama ini, orang tua memperkenalkan anaknya atau seorang pengganti pada bisnis keluarga. Langkah ini dilakukan untuk membentuk fondasi bagi tahap selanjutnya.
2. Tahap pengenalan, tahap dua ini orang tua mengenalkan anaknya pada orang-orang tertentu yang berkaitan secara langsung maupun tidak langsung dengan perusahaan dan aspek bisnis lainnya, misalnya pihak bank sebagai pemberi modal.
3. Tahap pengenalan fungsi, pada tahap ini anak-anak dapat mengembangkan pengalamannya dengan orang-orang yang bekerja di perusahaan, seperti dari organisasi lainnya.
4. Tahap pelaksanaan fungsi, dimulai ketika seorang pengganti potensial telah menjadi karyawan tetap.
5. Tahap pengembangan fungsi, posisi pada tahap ini melibatkan pengarahan kerja orang lain, tetapi tidak mengelola keseluruhan perusahaan dan bertugas sebagai pengamat.
6. Tahap pergantian awal, dalam tahap ini pengganti orang tua disebut presiden atau general manager bisnis. Di dalam perusahaan ia bertindak sebagai kepala bisnis, namun orang tua masih berperan di belakang layar.
Tahap kedewasaan pengganti, tahap ini dicapai ketika proses transisi dilengkapi. Pengganti memimpin perusahaan sesuai dengan jabatan yang ada padanya. Pada umumnya tahap ini dimulai dua atau tiga tahun setelah pengganti tersebut mendapat jabatan.
The Four P’s
Perusahaan yang sukses menyadari adanya kontradiksi antara keluarga dan bisnis. Untuk mengurangi friksi dan kontradiksi inilah, maka Ward menciptakan “4P” sebagai berikut: Policies before the need, Sense of purpose, Process, Parenting.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Bisnis Keluarga yaitu sebuah perusahaan yang dimiliki ,dikontrol,dan dijalankan oleh anggota sebuah atau beberapa keluarga. Bisnis keluaraga adalah sebuah bisnis yang dimiliki dan dikelola oleh satu atau lebih orang yang masih dalam satu keluar, secara termonologi, dapat digolongkan menjadi yaitu (1) Family Owned dan (2) Family Business Enterprize. Karakteristisk yang terdapat dalam bisnis keluarga menimbulkan beberapa keunggulan dan kelemahan dalam pengelolaan bisnis keluarga. Pengelolaan bisnis keluarga mempunyai tiga aspek yaitu business management, family management dan ownership managemen. Konflik yang membayangi perjalanan bisnis keluarga, dimulai dengan ketidakaktifan generasi pendahulu dalam bisnis keluarga atau kematian generasi pendahulu, yang mengakibatkan beberapa masalah.
3.2 Saran
Banyak bisnis keluarga yang berakhir akibat adanya beberapa perubahan, sehingga perlu manajemen strategi yang baik, sebagai arahan bagi perkembangan bisnis keluarga. Sebaiknya, perusahaan mempertahankan eksistensi perusahaan keluarga, adalah jika penerus bisnis keluarga, yang ditunjuk mengelola bisnis keluarga, menguasai pengetahuan mengenai bisnis keluarganya dengan baik, atau bahkan lebih baik dari generasi pendahuluanya. Langkah pertama yang dapat dilakukan oleh manajemen bisnis keluarga dalam mempertahankan eksistensi bisnis keluarga hingga bertahan pada generasi berikutnya adalah menentukan perencaan strategis bagi pengelolaan bisnis keluarga, hal inilah yang masih kurang dilakukan oleh kebanyakan pengelola bisnis keluarga.
Demikian coretan kecil yang saya buat semoga menjadi manfaat dan menambah pengetahuan pembaca dalam memahami lingkupan dunia bisnis secara khusus. Penulis menyajikan sesuai fakta dan penjelasan dari berbagai pendapat serta sumber dari referensi buku. Semoga menjadi manfaat.

Daftar Pustaka

  1. http://www.investasionline.net/net/contoh-makalah-bisnis-keluarga.html
  2. http://female.kompas.com/read/2011/01/14/13475865/Agar.Bisnis.Keluarga.Tetap.Eksis.
  3. Ketangguhan Perusahaan Keluarga Bertahan lebih Satu Abad; Peni R. Pramono; Elex Media Komputindo
  4. World Class Family Business: Membangun Perusahaan Keluarga
    Berkelas Dunia; A. B. Susanto; Quantum

menjalankan bisnis catering yang sukses

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.
Industri makanan merupakan industri yang paling prospektif diindonesia maupun di dunia. Karena suatu sifatnya yang ada kaitannya dengan urusan perut, maka industri makanan menjadi salah satu sektor yang takkan lekang dimakan waktu.
Pesatnya industri tersebut, belakangan terus menggairahkan minat pengusaha untuk menggarap bisnis makanan. Bukan hanya restoran dan kafe yang banyak bermunculan. Namun, bisnis rumahan seperti bisnis katering yang saat ini banyak bermunculan pun makin gencar bersaing di pasaran.
Karena tingginya tingkat kebutuhan, usaha ini menjadi bisnis yang cukup menjanjikan. Dengan perpaduan menjalankan hobi sekaligus mendapatkan keuntungan, bisnis ini menjadi sangat menarik terutama bagi kaum hawa, yang memang biasanya lebih concern pada urusan yang satu ini. Menurut motivator bisnis Kafi Kurnia, bisnis katering adalah bisnis yang paling disukai wanita, karena berhubungan dengan dapur, yaitu masak memasak. Alasannya pertama karena hobi, akses ke bisnis ini biasanya mudah. Kalaupun kita tidak memiliki keahlian memasak, kita tinggal mencari koki atau juru masak. Kedua, membuka bisnis katering, modal pertama cukup memanfaatkan dapur yang telah ada. Ketiga, bisnis ini cukup di back-up pengetahuan yang relatif sederhana.
Bagi anda yang sibuk bekerja dan tidak mau repot memasak, menyiapkan ini-itu pasti pilihan Anda akan jatuh pada jasa 'catering'. Tentunya Anda yang ingin memulai usaha ini, harus memiliki keahlian khusus di bidang boga. Kalau Anda memang gemar memasak dan ahli dalam membuat aneka jenis makanan dan kue, peluang bisnis catering buka lebar.
Berikut saya mensajikan beberapa contoh pemasaran yang terjadi dalam lingkup bisnis catering. Berikut adalah pengertian serta konsep nya. :
B. Identifikasi masalah.
Berdasarkan latar belakang diatas penulis mengidentifiksikan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana peluang usaha catering di Indonesia?
2. Apakah dengan memulai usaha catering akan mengembalikan modal dengan cepat?
3. Apakah akan mendapatkan keuntungan yang besar dalam menjalankan usaha catering?
4. Bagaimana perkembangan pemasaran catering secara umum dan khusus?
5. Alasan apa yang menyebabkan Usaha katering tumbuh sangat cepat?
C. Pembatasan Masalah.
Peneitian dibatasi pada kebutuhan pangan kebanyakan orang diIndonesia dan intensitas kesibukan masyrakat di Indonesia.
D. Perumusan Masalah.
            Berdasarkan pada identifikasi masalah, penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Tingkatan  apa sajakah yang dapat dijalankan dalam memulai usaha catering?
2. Apa saja dasar yang harus kita miliki dalam memulai usaha catering?
3. Berapa perkiraan modal yang diperlukan dalam memulai usaha catering?
4. Adakah kiat-kiat dalam menjalankan usaha catering?
5. Adakah peluang usaha sampingan dalam melakukan usaha catering?
6. Apa saja strategi promosi dalam melakukan usaha catering?
7. Apa saja perlatan yang dibutuhkan dalam memulai usaha catering?
8. Adakah perlengkapan penunjang catering?
E. Tujuan Penelitian.
Kita dapat mengetahui bagaimana cara memulai usaha catering, peluang usaha catering, keuntungan yang akan didapat,  dsb.
F. Manfaat Penelitian.
           Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai bagaimana memulai usaha catering dengan benar.



BAB II
PEMBAHASAN
Dalam memulai usaha dalam bidang apapun, maka yang pertama kali harus diketahui adalah peluang pasar dan bagaimanan menggaet order. Bagaimana peluang pasar yang hendak kita masuki dalam bisnis kita dan bagaimana cara memperoleh order tersebut. Serta kita harus mampu menganalisa keunggulan dan kelemahan pesaing kita dan sejauh mana kemampuan kita untuk bersaing dengan mereka baik dari sisi harga, pelayanan maupun kualitas.
Selanjutnya di lihat dari usaha usaha yang persiapannya mental dan keberanian memulai. Singkirkan hambatan psikologis rasa malu, takut gagal dan perang batin antara berkeinginan dan keraguan. Jangan lupa harus siap menghadapi resiko, dimana resiko bisnis adalah untung atau rugi. Semakin besar untungnya maka resikonya pun semakin besar. terpenting adalah berani mencoba dan memulai. Lebih baik mencoba tetapi gagal daripada gagal mencoba.
 Sebelum anda menginvestasikan sejumlah uang di bisnis catering, ada baiknya anda menginvestasikan waktu anda untuk belajar tentang bisnis yang ingin anda tekuni. Anda bisa belajar dari orang-orang yang sudah sukses di bisnis ini, baik secara terang-terangan (menggali informasi dari tangan pertama) ataupun secara diam-diam (dari penuturan media massa, cerita orang ketiga atau pengamatan langsung.
Perkembangan Pemasaran catering Pada Umumnya di Indonesia adalah pemasaran catering yang sudah mencuat kemana-mana, sudah ada banyak perusahaan catering terletak di berbagai daerah pelosok indonesia, dan tujuan perusahaan tersebut hanya satu yaitu bagaimana si pelanggan puas dengan cateringnya
Perkembangan Pemasaran Catering Khusus. Dalam perkembangan pemasaran catering khusus (yaitu makanan makanan sehat atau orang sering menyebutnya dengan diet catering ini cukup berbeda perkembangannya dengan katering yang pada umumnya di pasaran. Bahkan mungkin masih bisa dihitung. Tapi dengan kondisi tersebut lah bisnis ini diyakini memiliki potensi besar untuk dikembangkan oleh pelakunya.
Usaha katering bisa dibagi menjadi beberapa segmen berdasarkan tempatnya, yaitu :
- Katering Rumah,
usaha jasa boga yang melayani pesanan sampai dengan 100 orang. Meliputi rantangan untuk rumah tangga, pesanan prasmanan untuk arisan/pengajian, pesanan nasi boks untuk 20-100 porsi, dan pesanan nasi tumpeng.
- Katering Sekolah,
yaitu katering makan pagi/siang untuk Anak sekolah. Biasanya disajikan dalam rantang/tromol makan khusus anak-anak.
- Katering Kantor,
yaitu rantangan karyawan kantor, nasi boks atau prasmanan untuk perayaan/syukuran di kantor.
- Katering Acara Khusus / Hajatan,
Seperti pernikahan dan perayaan. Umumnya menggunakan sistem prasmanan, tetapi kadang ditambah pula dengan pesanan nasi boks dan tumpeng.
  
Dasar Pengetahuan dan ketrampilan yang harus dimiliki :
·         Aneka masakan dan variasinya. Memasak memang urusan selera, tetapi tetap ada standart tersendiri yang harus dikuasai.
·         Kita harus pintar mengelola bahan-bahan makanan dan penggunaannya agar tidak boros dan terhindar dari kerugian.
·         Perhatikan cara memasak dan menyimpan hasil masakan dengan baik. Hal ini sangat penting untuk menghindari masakan menjadi basi/bau akibat penanganan atau penyimpanan yang salah.
·         Teknik berbelanja dan memilih bahan makanan agar perhitungan biaya tidak bengkak.
Kiat-kiat dalam Menjalankan Usaha Catering :
·         Untuk tahap awal, sebaiknya terima pesanan khusus makanan saja, tidak termasuk pelayanan dan peralatan makan.
·         Kuasai resep pilihan dan jadikan andalan usaha katering Anda.
·         Jaga kebersihan dapur, peralatan masak/makan Anda.Pastikan juga kebersihan dan kualitas bahan makanan yang akan diolah. Hal ini penting dilakukan agar terjamin kebersihan masakannya dan menghindari masakan cepat basi/beracun.
·         Mulailah untuk memisahkan uang usaha dengan pribadi sehingga keuntungan lebih terlihat. Buat pembukuan sederhana dari pengeluaran dan pemasukan uang setiap pesanan,seperti belanja bahan, membayar tenaga, menyewa peralatan, transportasi dll. Biasakan meminta kwitansi setiap pembelian, membuat tanda terima seiap menyerahkan pesanan, dan membuat kwitansi setiap penagihan.
·         Setiap kali ada keuntungan, tanbahkan sebagai modal kerja atau investasikan untuk menambah peralatan memasak sehingga peralatan Anda semaki lengkap.
·         Jalin hubungan baik dengan pelanggan karena hal ini secara tidak langsung bisa mempromosikan usaha Anda.
·         Jika menawarkan katering ke kantor, usahakan buat surat penawaran resmi dan lampiri dengan aneka pilihan menu Anda.
·         Jangan lupa minta konfirmasi pesanan, yang bisa berupa tanda jadi sebesar 50% atau surat pesaanan tertulis. Hal ini untuk mengantisipasi kerugian akibat pembatalan pesanan secar sepihak.
·         Tidak perlu mempunyai semua stok bahan makanan. Ada bahan makanan yang bisa dibeli dan dikerjakan sehari sebelum pesanan diantar,seperti kerupuk, kentang goreng, dan bawang goreng. pastikan disimpan dalam wadah yang kedap udara agar terjaga kerenyahannya.
·         Jika makanan harus diantar ke tempat pemesan, perhitungkan waktu memasak serta waktu dan jarak pengantaran. Jangan lupa masukkan biaya pengantaran ke dalam komponen harga.
·         Jika usaha Anda makin berkembang dan telah menerima pesanan yang sifatnya rutin, Anda boleh mempertimbangkan menambah tenaga. Namun, usahakan mencari tenaga harian/honorer, yaitu saudara atau tetangga yang tahu tentang masakan. Anda juga membutuhkan sertifikasi yang diperoleh dari Departemen Kesehatan tentang standar usaha katering. Sertifikasi penting dimiliki jika Anda ingin menawarkan bisnis katering pada perusahaan atau pemilik/pengelola gedung.
·         Beranikan menerima tawaran pesanan prasmanan/buffet jika ingin cepat maju. Anda bisa menyewa peralatan jika belum punya dan mempekerjakan saudara/tetangga untuk membantu. Bahkan Anda bisa memesan beberapa makanan, seperti siomay, soto mie, dan puding kepada orang lain, tetapi kualitas rasa dan penyajian tetap Anda kontrol.
·         Tambah pengetahuan tentang memasak, mengolah, dan menyajikan makanan serta manajemen dan pemasarannya dengan kursus, seminar dan workshop, serta membaca buku, majalah dan koran.
·         Gabung dengan asosiasi bisnis boga atau penggemar/hobi memasak untuk mengetahui trend dan kebutuhan di bisnis ini.
Strategi dalam Membuka Usaha Catering :

Dalam dunia usaha, kita harus pintar-pintar menggaet pelanggan dan menjaga agar pelanggan tersebut tidak kabur ke tempat lain.
Satu tips penting :
"Tunjukkan perhatian dan penghargaan kepada teman/kerabat yang sudah membantu mempromosikan usaha Anda sehingga Anda mendapat order berikutnya. Tidak perlu mahal, misalnya berikan seloyang puding, makaroni panggan, atau setoples kue. Dengan perhatian/bonus tersebut dia akan lebih senang membantu promosi Anda."



BAB III
PENUTUP
Dalam membuat atau memulai bisnis usaha catering kita perlu persiapan (Catering Services) dan perlu sebuah “business planning“. Tidak perlu yang rumit, Karena terlalu rumit pun malah makan waktu. Misalnya membuat rencana sampai 6 bulan. Rencana usaha diperlukan untuk perlindungan bisnis kita. Kita perlu memiliki wawasan yang luas, dan tiap masalah minimal telah kita periksa. Mulai dari masalah produksi, staf, produknya (menu), pemasaran, logistik ,dan promosi seprti dalam acara family,gathering atau Catering Wedding, semuanya harus masuk “check-list“. Anda tidak perlu membuat rencana kerja setebal laporan penelitian tapi cukup 2-5 halaman saja. Segala aspek dari bisnis katering dan Catering Reception telah Anda pikirkan. Melahirkan bisnis seperti sebuah keluarga melahirkan bayi mereka harus bertanggung jawab untuk merawat, mendidik dan membesarkannya dan “ini butuh waktu dan manajemen yang baik” sehingga bisa berguna bagi keluarga, agama dan negara.
DAFTAR PUSTAKA


  1. Buku Pintar Berbisnis Katering; TransMedia Pustaka; Heny Fitria & Rani Andriani Koswara
  2. http://female.kompas.com/read/2013/04/17/21524638/Menyiasati.Bisnis.Katering.untuk.Kelas.Atas
  3. http://www.ciputraentrepreneurship.com/bisnis-mikro/tips-dan-cara-memulai-usaha-katering-dari-rumah

Kewirausahawan yang menuju pada prosedur agribisnis

BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dalam kewirausahaan, kekayaan menjadi relatif sifatnya. Ia hanya merupakan produk bawaan (by-product) dari sebuah usaha yang berorientasi dari sebuah prestasi. Prestasi kerja manusia yang ingin mengaktualisasikan diri dalam suatu kehidupan mandiri. Ada pengusaha yang sudah amat sukses dan kaya, tapi tidak pernah menampilkan diri sebagai orang yang hidup mewah, dan ada juga orang yang sebenarnya belum bisa dikatakan kaya, namun berpenampilan begitu glamor dengan pakaian dan perhiasan yang amat mencolok.
Maka soal kekayaan akhirnya terpulang pada masing-masing individu. Keadaan kaya miskin, sukses gagal, naik dan jatuh merupakan keadaan yang bisa terjadi kapan saja dalam kehidupan seorang pengusaha, tidak peduli betapapun piawainya ia. Ilmu kewirausahaan hanya menggariskan bahwa seorang Wirausahawan yang baik adalah sosok pengusaha yang tidak sombong pada saat jaya, dan tidak berputus asa saat jatuh.
Tidak ada satu suku katapun dari kata “Wirausaha” yang menunjukkan arti kearah pengejaran uang dan harta benda, tidak pula kata wirausaha itu menunjuk pada salah satu strata, kasta, tingkatan sosial, golongan ataupun kelompok elite tertentu. Di Indonesia, di penghujung abad ke 20 ini kewirausahaan boleh dikata baru saja diterima oleh masyarakat sebagai salah satu alternatif dalam meniti karier dan penghidupan. Seperti diketahui, umumnya rakyat Indonesia mempunyai latar belakang pekerja pertanian yang baik. Dengan hidup dialam penjajahan hampir 3,5 abad lamanya, nyaris tidak ada figur panutan dalam dunia kewirausahaan. Yang ada hanya pola pemikiran feodalisme, priyayiisme, serta elitisme yang satu diantaranya sekian banyak ciri-cirinya adalah mengagungkan status sosial sebagai pegawai, terutama pegawai negeri (kontras dengan status leluhur yang petani).
Pada era orde baru, pemerintah sadar bahwa untuk memajukan bangsa dan negara, peran serta masyarakat swasta harus dilibatkan secara serius. Oleh sebab itu keWirausahaan mulai dikampanyekan, dengan berbagai penekanan bahwa lowongan kerja tidak akan mampu menampung jumlah angkatan kerja yang dari tahun ke tahun semakin membengkak. Lebih jauh para pengusaha kecil dibina dengan harapan bisa berkembang menjadi tonggak tumpuan ekonomi di masa datang. Pengusaha besar diberi kemudahan, karena merekalah kini pemain-pemain utama yang mendukung tugas pemerintah di sektor ekonomi. Sebagai negara berkembang bisa dimengerti kalau terjadi berbagai ekses dan penyimpangan. Dengan masyarakat yang berlatar belakang non entrepreneur serta cendrung feodalis, bangsa Indonesia tampak kurang siap di berbagai aspek. Dalam periode transisi dari alam birokrasi ke iklim bisnis yang serba cepat, pacuan kewirausahaan menyebakan para pengusaha Indonesia kedodoran pada segi-segi yang amat penting, diantaranya faktor sikap mental (attitude), motivasi, etos kerja serta kesadaran tentang pengabdian kepada bangsa dan negara.



BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kewirausahaan
Sosok kewirausahaan yang ideal dituntut mempunyai nilai-nilai kearah kualitas manusia yang semapan mungkin, dalam artian sangat memperhatikan struktur prioritas kewirausahaan yang terdiri dari empat lapisan yaitu :
1. Sikap Mental
Sikap mental merupakan elemen paling dasar yang perlu dijamin untuk selalu dalam keadaan baik. Unsur ini yang menentukan apakah orang menjadi sosok yang tinggi budi ataukah sebaliknya menjadi orang yang jahat dan culas. Orang baik budi merupakan kader pembangunan bangsa, sedangkan orang jahat akan menjadi beban masyarakat dari bangsa itu sendiri.
Tentu kita tidak ingin melihat bahwa banyak kejahatan dan keculasan merajalela di negeri ini. Itu sebabnya pembinaan sikap mental menjadi unsur penting dalam dunia kewirausahaan sekaligus dalam kehidupan. Selain menghadirkan sifat-sifat baik alamiah seperti kejujuran dan ketulusan, sikap mental mencakup juga segi-segi positif dalam motivasi dan proaktivitas. Saran-saran berikut akan membantu wirausahawan untuk mengembangkan sikap mental yang baik :
Para wirausaha adalah orang-orang yang mengetahui bagaimana menemukan kepuasan dalam pekerjaan dan bangga akan prestasinya. Tunjukan sikap mental yang positif terhadap pekerjaan wirausahawan, karena sikap inilah yang akan ikut menentukan keberhasilan wirausahawan.
Otak wirausahawan merupakan alat yang berdaya luar biasa. Menyediakan waktu beberapa saat setiap hari untuk renungan pikiran wirausahawan yang akan memungkinkan wirausahawan terarah pada kegiatan-kegiatan yang berarti.
Kebanyakan orang membatasi pikiran-pikirannya pada problem-problem dan kegiatan-kegiatan sehari-hari. Gunakanlah imajinasi wirausahawan untuk meluaskan pikiran-pikiran wirausahawan dan cobalah berpikir yang besar-besar. Orang-orang yang dapat melihat gambaran besar adalah orang yang bersifat wirausaha dan merupakan calon-calon pemimpin bisnis maupun masyarakat.
Rasa humor ikut mengembangkan sikap mental yang sehat. Terlalu serius dapat merugikan pekerjaan wirausahawan dan tidak sehat. Menunjukan rasa humor berpengaruh terhadap orang lain dengan jalan menyebarkan optimisme dan suasana yang santai. Pemikiran yang di lakukan wirausahawan ini  harus terorganisasi dengan baik , karena sebagai pacuan focus terhadap satu permasalahan yang terjadi pada perusahaannya. Dengan memindahkan satu problem ke yang lain dengan minim.
2. Kepemimpinan.
Suatu pedoman bagi kepemimpinan yang baik adalah “perlakukanlah orang-orang lain sebagaimana wirausahawan ingin diperlakukan”. Berusaha membangkitkan suatu keadaan dari sudut pandangan orang lain akan ikut mengembangkan sebuah sikap tepo seliro.
Pengusaha yang berpeluang untuk maju secara mantap adalah yang memiliki jiwa kepemimpinan yang sangat menonjol. Ciri-ciri mereka biasanya sangat menonjol, dan sangat khas. Dimana keputusan dan sepak terjangnya sering dianggap tidak lazim dan lain dari pada umumnya pengusaha. Mereka “tampil beda”.
Salah satu contoh : adalah Kim Woo Chong, seorang Wirausahawan terkemuka di Korea, pendiri kelompok Daewoo. Kim tidak pernah terpengaruh oleh sepak terjang pengusaha-pengusaha lain dan ikut-ikutan mengejar trend bisnis yang ramai-ramai dilakukan orang.
a. Perilaku Pemimpin
Perilaku pemimpin menyangkut dua bidang utama :
Berorientasi pada tugas yang menetapkan sasaran, merencanakan dan mencapai sasaran. Berorientasi pada orang, yang memotivasi dan membina hubungan manusiawi. Orientasi Tugas Seorang pemimpin dengan orientasi demikian cenderung menunjukan perilaku :
-          Merumuskan secara jelas peranannya sendiri maupun peranan stafnya.
-          Menentukan tujuan-tujuan yang sukar tapi dapat dicapai.
-          Melaksanakan kepemimpinan secara aktif dalam merencanakan, mengarahkan, membimbing dan mengendalikan kegiatan-kegiatan yang berorientasi pada tujuan.
Berminat mencapai peningkatkan produktivitas. Orientasi Orang Orang-orang yang kuat dalam orientasi orang cenderung akan menunjukan perilaku sebagai berikut :
-          Menunjukan perhatian atas terpeliharanya keharmonisan dalam organisasi dan menghilangkan ketegangan, jika timbul.
-          Menunjukan perhatian pada orang sebagai manusia dan bukan sebagai alat produksi saja.
-          Menunjukan pengertian dan rasa hormat pada kebutuhan-kebutuhan, tujuan-tujuan dan keinginan-keinginan, perasaan dan ide-ide karyawan.
-          Mendirikan komunikasi timbal balik dengan staf.
-          Menerapkan prinsip penekanan ulang untuk meningkatkan prestasi karyawan.
-          Mendelegasikan kekuasaan dan tanggung jawab, serta mendorong inisiatif.
-          Menciptakan suatu suasana kerjasama dan gugus kerja dalam organisasi.
b. Tindakan Kepemimpinan
Saran-saran berikut akan dapat membantu wirausahawan meningkatkan kemampuan kepemimpinan wirausahawan :
Sekali wirausahawan telah mengambil keputusan, ambil tindakan secepat mungkin Upaya-upaya wirausahawan dapat dilipat gandakan melalui bakat dan kemampuan staf wirausahawan. Untuk menjadi seorang pemimpin yang baik, wirausahawan harus mengetahui bagaimana dan kapan menggunakan kemampuan ini dari orang-orang yang mampu disekitar wirausahawan dan menyokong serta percaya pada wirausahawan sebagai pemimpin.
3. Ketrampilan
Lapisan terluar dari struktur prioritas keWirausahaan adalah ketrampilan. Banyak pihak berpendapat, bahwa dengan berbekal penguasaan ketrampilan, seseorang akan bisa diharapkan menjadi seorang entrepreneur yang berhasil. Pendapat ini sebenarnya tidaklah terlalu salah, kalau dilihat banyak contoh yang membuktikan, misalnya seorang penjahit dengan ketrampilan yang dimiliki akhirnya bisa memiliki sebuah perusahaan pakaian jadi yang cukup besar. Namun ikatan yang terjadi bukan hanya sekedar terampil yang memiliki kreatif , namun sikap ke pemimpinannya lah yang dapat membawa kesuksesan apa yang di capai dalam wirausahawan.



BAB III
ANALISA

MANAJEMEN KEWIRAUSAHAAN

1. Kondisi Nyata Usaha Kecil dan Menengah saat ini
Selama krisis ekonomi yang berawal pada pertengahan tahun 2007, sektor agribisnis termasuk didalamnya bisnis kecil secara nyata telah mampu menjadi stabilizer perekonomian di Indonesia. Hal ini terbukti masih tetapnya usaha-usaha agribisnis berproduksi, terutama usaha menengah dan usaha kecil. Meskipun demikian, pengembangan usaha kecil juga mengalami berbagai permasalahan seperti : [1] kesulitan mendapatkan modal yang cukup, [2] kekurangan pengetahan di bidang agribisnis, [3] kelemahan dalam pengelolaan atau manajemen usaha, [4] kekurangan dalam perencanaan usaha, [5] kekurangan dalam pengalaman berusaha, [6] kekurangan pengetahuaan dan ketrampilan teknis bidang usaha yang dilakukan. Dengan kata lain, titik berat persoalan usaha kecil adalah sedikitnya pengusaha kecil yang memiliki jiwa wirausaha. (Noer: 2001)
Kewirausahaan adalah jiwa, sehingga kurang tepat jika dikatakan pengembangan kewirausahaan agribisnis dan usaha kecil. Kewirausahaan adalah kemampuan dalam melihat atau menilai kesempatan di peluang bisnis serta kemampuan mengoptimalkan sumberdaya dan mengambil tindakan yang beresiko tinggi. Mungkin lebih tepat apabila dikatakan pengembangan agribisnis usaha kecil.
Bagi agribisnis yakni seperti petani dan usaha usaha kecil yang di pasarkan atau di perjualkan produk produk yang dapat mempengaruhi secara sendiri sendiri, maka ia harus meng agribisnis kan agar tercapai seluruhnya. Tindakan tersebut akan tertarik pula untuk menanam produk yang sama, sehingga pada akhirnya persediaan produk berlebih serta harga dan pasar akan turun.
2.  Peluang Usaha Kecil yang sedang dikembangkan.
Untuk mendayagunakan keunggulan Indonesia sebagai negara agraris dan maritim serta menghadapi tantangan kedepan seperti otonomi daerah, liberalisasi perdagangan, perubahan pasar internasional lainnya. Pemerintah sedang mempromosikan pembangunan sistem dan usaha agribisnis yang berdaya saing (Competiveness), berkerakyaratan (People-Driven), berkelanjutan (Sustainable) dan terdesentralistis (Decentralized).
Pembangunan pertanian dalam kerangka system agribisnis merupakan suatu rangkaian dan keterkaitan dari : (1) Sub agribisnis hulu (upstream agribusiness) yaitu seluruh kegiatan ekonomi yang menghasilkan sarana produksi bagi pertanian primer (usahatani); (2) Sub agribisnis usahatani (on-farm agribusiness) atau pertanian primer, yaitu kegiatan yang menggunakan sara produksi dan sub agribisnis hulu untuk menghasilkan komoditas pertanian primer. Sub ini di Indonesia disebut pertanian; (3) Sub agribisnis hilir (down-stream agribusiness) yaitu kegiatan ekonomi yang mengolah komoditas pertanian primer menjadi produk olahan baik bentuk produk antara (intermediate product) maupun bentuk produk akhir (finished product); dan (4) Sub jasa penunjang yaitu kegiatan yang menyediakan jasa bagi ketiga sub agribisnis di atas.
Sedangkan Strategi Sistem Agribisnis diatas harus bersinergi kedalam 4 sub-sistem yang terjabarkan sebagai berikut: Keterkaitan 4 sub Sistem dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Upstream Agribusiness
Sub sistem agribisnis hulu berupa pengembangan industri yang menghasilkan barang modal bagi pertanian, yaitu industri pembenihan atau pembibitan, tanaman, ternak ikan industri agro kimia (Agro-otomotif) seperti pupuk, pestisida, obat, vaksin ternak/ikan, sindustri alat dan mesin pertanian.
2. Onfarm agribusiness
Sub sistem pertanian primer berupa pengembangan kegiatan budidaya yang menghasilkan komoditi pertanian primer (usaha tani tanaman pangan, usahatani hortikultura, usahatani tanaman obat-obatan) usaha perkebunan, usaha peternakan, usaha perikanan, dan usaha kehutanan.
3. Downstream agribusiness
Sub sistem Agribisnis Hilir berupa pengembangan industri-industri yang mengolah komoditi pertanian primer menjadi olahan seperti makanan dan minuman, industri pakan ternak, industri barang-barang serat alam, industri farmasi, industri bio-energi dan lain-lain.
4. Services for Agribusiness
Sub Sistem penyedia jasa Agribisnis berupa fasilitas Perkreditan, transportasi, pergudangan, Litbang, Pendidikan SDM dan kebijakan ekonomi.
3. Kondisi Kepemimpinan Usaha Kecil
a. Mencari Pemimpin Yang Baik.
Usaha mencari perpaduan terbaik untuk menjadi seorang pemimpin yang sukses tidaklah mudah. Dan, usaha untuk bisa menemukan nilai, gaya dan aktivitas atau apa pun yang relevan untuk disebut sebagai pemimpin yang sukses merupakan proses yang panjang. Ada pemimpin yang sukses karena mampu bertindak sebagai seorang pengarah tugas, pendorong yang kuat, dan berorientasi pada hasil sehingga mendapatkan nilai kepemimpinan yang tinggi. Ada pemimpin yang sukses karena mampu memberi wewenang kepada para pegawainya untuk membuat keputusan dan bebas memberikan saran, mampu menciptakan jenis budaya kerja yang mendorong serta menunjang pertumbuhan. Pendeknya, untuk menjadi pemimpin yang sukses haruslah memiliki dorongan yang kuat dan integritas yang tinggi.



b. Kondisi Kepemimpinan Bisnis Kecil saat ini
Kepemimpinan sebenarnya sangat bersangkut erat terhadap karakter seseorang, jika seseorang berbudi halus maka ia cenderung memimpin dengan gaya dan type yang halus pula. Melihat kondisi kebanyakan bisnis kecil yang ada di Indonesia, Pemimpin: Manajer, Direktur biasanya juga pemilik itu sendiri, bagian-bagian vital perusahaan cenderung dijabat oleh anggota keluarga dekat, sehingga kekuasan pemimpin pada bisnis kecil tak terbatas.
c. Penerapan Teori Kebutuhan Maslow Dalam Bisnis Kecil
Penerapan Teori Kebutuhan Maslow dalam menumbuhkan dukungan yang kuat para anggota perusahaan yang bersaing dalam: inovasi” dan “peningkatan kualitas” sehingga terjadi peningkatan kinerja dan keuntungan perusahaan. Motivasi merupakan proses interaksi antara kebutuhan (need), dorongan (drive), dan tujuan (goals)
Mengapa dua produk yang sama, dijual oleh dua perusahaan yang berbeda, memberikan hasil yang berbeda ? Suatu perusahaan membuat produk yang dapat dijual, bukan menjual produk yang dapat dibuat, karena itu perusahaan perlu mengenali pelanggan dan mengidentifikasi kebutuhannya. Dengan demikian perusahaan dapat memenuhi kebutuhan pelanggan. Salah satu kegagalan dari produk baru, biasanya adalah karena mereka salah mengenali kebutuhan konsumen. Perusahaan mengharapkan konsumennya menjadi pelanggan, sehingga ada kontinuitas pembelian.
Kunci keberhasilan dalam menjalankan usaha keci ini yakni melihat dari segi Perusahaan untuk mencapai tujuan yaitu membangun loyalitas pelanggan dalam arti luas dapat dijabarkan bahwa: pelanggan bukan semata-mata hanya orang yang membutuhkan produk yang dihasilkan oleh perusahaan tetapi jauh lebih luas, dalam Total Quality Management dijelaskan yang termasuk pelanggan adalah: Konsumen, Pekerja, dan pemilik. Kelemahan mendasar pada bisnis kecil adalah mengabaikan arti dan makna motivasi ini, pemilik biasanya hanya memperhatikan pada tingkat kebutuhan dasar, belum lagi, pemerintah telah mematok upah minimum regional misalnya, justru ini akan menjadi acuan untuk menggaji karyawannya sebatas atau sebesar UMR itu sendiri. Pada akhirnya banyak bisnis kecil yang tidak bertahan lama.
BAB IV
PENUTUP

B.      Kesimpulan
Kondisi Nyata Usaha Kecil dan Menengah saat ini Selama krisis ekonomi yang berawal pada pertengahan tahun 2007, ector agribisnis termasuk didalamnya bisnis kecil secara nyata telah mampu menjadi stabilizer perekonomian di Indonesia. Hal ini terbukti masih tetapnya usaha-usaha agribisnis berproduksi, terutama usaha menengah dan usaha kecil.

B. Saran
Motivasi Pemerintah Selama krisis ekonomi yang berawal pada pertengahan tahun 1997, ector agribisnis termasuk didalamnya bisnis kecil secara nyata telah mampu menjadi stabilizer perekonomian di Indonesia. Hal ini terbukti masih tetapnya usaha-usaha agribisnis berproduksi, terutama usaha menengah dan usaha kecil. Jika ini yang terjadi haruslah ada intervensi pemerintah sebagai regulasi dalam memotivasi bertumbuhnya wira-wira usaha baru sehingga perekonomian nasional dapat segera bangkit.
Daftar Pustaka
3.     Kewirausahaan dan Manajemen Usaha kecil Edisi ke-5 ,Penulis : Zimmerer, Scarborough 

4.     TEOLOGI KEWIRAUSAHAAN ;  Made Gunarakswati Mastra-ten Veen

Minggu, 17 November 2013

tugas pengantar bisnis minggu 10 sampai 12

Nama kelompok : 1. fanny dwi risanti  2. Maimanah 3. Waskito Hadi
 Kelas : 1EB22


MINGGU 10

1. Sebut & jelaskan metode pendekatan sumber daya manusia ...
JAWAB :
─ Pendekatan sumber daya manusia
Martabat dan kepentingan manusia tidak diabaikan.
─ Pendekatan manajerial
Analisis prestasi pekerja dan kehidupan kerja karyawan tergantung pada atasan.
─ Pendekatan system
Personalia merupakan subsistem dari sistem organisasi,perlu dievaluasi dengan kriteria besarnya kontribusi yang dibuat.
─ Pendekatan proaktif
Dapat meningkatkan kontribusi pada karyawan, manajer dan organisasi melalui antisipasi pada masalah yang timbul.


2. Untuk apa  organisasi  membuat  rancangan kompensasi  bagi   Karyawannya...
JAWAB:
Untuk memotiasi karyawan mencapai prestasi unggul dan untuk mencapai dinas yang panjang.

3. Apa  perbedaan analisis  beban kerja  & analisis  tenaga  kerja...
JAWAB :
─ Analisis beban kerja adalah proses untuk menetapkan jumlah jam kerja orang yang digunakan atau dibutuhkan untuk merampungkan suatu pekerjaan dalam waktu tertentu, atau dengan kata lain analisis beban kerja bertujuan untuk menentukan berapa jumlah personalia dan berapa jumlah tanggung jawab atau beban kerja yang tepat dilimpahkan kepada seorang petugas.

─ Analisis tenaga kerja adalah untuk menghitung jumlah tenaga kerja yang sesungguhnya dapat tersedia pada suatu periode.

4. Apa yg  akan dilakukan  karyawan  jika  terjadi ketidak sepakatan dengan  perusahaan tempat mereka bekerja..
JAWAB :
Karyawan akan mogok kerja dan mereka pun akan bermales-malesan untuk kerja diperushaan tersebut.


5. Sebutkan  hubungan yg mengatur  antara  tenaga kerja dengan manajer  suatu perusahaan...
JAWAB :
· Closed shop agreement
· Open shop agreement
· Union shop agreement

MINGGU 11

1. Buatlah 1 contoh universal Neraca Pembayaran dan Laporan Rugi/Laba?
JAWAB :

Laporan rugi/laba
PT. ABCD
Untuk periode berakhir 31 Desember 1999

Pendapatan:
Debet
Kredit
  Penjualan

10,000,000
Harga pokok penjualan:


  Persediaan awal
2,000,000

  Pembelian
7,000,000

  Tersedia untuk dijual
9,000,000

  Persediaan akhir
3,000,000

  Harga pokok penjualan

6,000,000
Laba kotor

4,000,000
Biaya operasional:


  Biaya komisi
500,000

  Biaya transportasi
100,000

  Biaya listrik, telpon, air
600,000

  Biaya gaji pegawai
1,200,000

  Biaya penyusutan bangunan
300,000

  Biaya penyusutan inventaris
200,000

Total 

2,900,000
Laba operasi

1,100,000
Biaya bunga 

100,000
Laba sebelum pajak

1,000,000
Biaya pajak

200,000
Laba/(rugi) bersih

800,000

 Di bawah ini adalah contoh neraca pada perusahaan dagang pada      umumnya. 

Neraca
PT. ABCD
Per 31 Desember 1999

Aktiva
Debet 
Kredit
Aktiva lancar:


Kas

1,000,000
Piutang usaha

5,000,000
Uang muka pembelian

500,000
Persediaan barang

3,000,000
Total aktiva lancer

9,500,000
Aktiva tetap:


Tanah 

50,000,000
Bangunan
20,000,000

Akumulasi penyusutan-bangunan
(5,000,000)
15,000,000
Inventaris kantor
2,000,000

Akumulasi penyusutan-inventaris
(500,000)
1,500,000
Total aktiva tetap

66,500,000
Total aktiva

76,000,000



Hutang


Hutang lancar:


Hutang dagang

2,000,000
Hutang gaji

500,000
Biaya yang masih harus dibayar

1,000,000
Total hutang lancer

3,500,000
Hutang jangka panjang:


Hutang bank 

20,000,000
Total hutang jangka panjang

20,000,000
Total hutang

23,500,000



Modal


Modal disetor

40,000,000
Laba ditahan

12,500,000
Total modal

52,500,000
Total hutang dan modal

76,000,000


MINGGU 12

1. Jelaskan pengertian tanggung jawab sosial suatu bisnis?
JAWAB :
Tanggung jawab sosial suatu / pada bisnis atau bisa disebut juga dengan “Tanggung Jawab Sosial Perusahaan” (Bahasa Inggris : “Corporate Social Responsibility”, atau (CSR) adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya perusahaan, memiliki suatu tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan.

2. Beri 1 contoh perusahaan universal yang dimaksud dengan “corporate socialbility responsibility”?
JAWAB:
PLN (perusahaan listrik negara) telah berkomitmen menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat, mengupayakan tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi dan menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan, PLN bertekad menyelaraskan pengembangan ketiga aspek dalam penyediaan listrik, yaitu ekonomi, sosial dan lingkungan.

my studies © 2008 Template by:
SkinCorner