Artikel Paragraf atau Alenia
Analisa Pembahasan
Dosen Pembimbing :
Drs. Budi Santoso,MM
Disusun Oleh :
Waskito Hadi Saputro
(29213234)
2EB23
Fakultas Ekonomi
Jurusan Akuntansi
UNIVERSITAS GUNADARMA
2015
Kata Pengantar
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit
sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian
alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira
besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul ”Artikel
Paragraf atau Alenia”. Dalam penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan
dari berbagai pihak, karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada: Kedua orang tua dan Teman teman yang telah memberikan
dukungan, dan kepercayaan yang begitu besar. Dari sanalah semua kesuksesan ini
berawal, semoga semua ini bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada
langkah yang lebih baik lagi. Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini
bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar skripsi ini
dapat lebih baik lagi. Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat
bagi semua pembaca.
Bekasi, 28 Desember 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata pengantar…………………………………………………………………………………......i
Daftar Isi……………………………………………………………………...……………….…...ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang………………………………………………………………....…...................1
BAB II PARAGRAF
2.1 Struktur Paragraf ………………………………………………………………………..…… 2
BAB III SYARAT-SYARAT PEMBENTUKAN PARAGRAF
3.1 Syarat-Syarat Paragraf…………………………………………………………………….…. 4
3.2 Macam-Macam Paragraf……………………………………………………………………... 5
3.2.1 Macam-macam paragraf berdasarkan
tujuannya………………………………...… 7
3.2.2 Macam-macam paragraf berdasarkan letak
kalimat utama……………………........7
3.2.3 Macam-macam
paragraf berdasarkan isi…………………………………………................8
3.3 Unsur-Unsur
Paragraf……………………………………………………………………........9
BAB IV PENUTUP
3.1 Kesimpulan ……………………..…………………………………………………..................10
3.2 Saran…………………………………………..………………………………………….........10
Daftar Pustaka……………………………………………….…………………………………......11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG.
Kesulitan pertama membuat karya tulis ilmiah
adalah mengungkapkan pikiran menjadi kalimat dalam bahasa ilmiah. Sering
dilupakan perbedaan antara paragraf dan kalimat. Suatu kalimat dalam tulisan
tidak berdiri sendiri, melainkan kait-mengait dalam kalimat lain yang membentuk
paragraph, paragraf merupaka sanian kecil sebuah karangan yang membangun satuan
pikiran sebagai pesan yang disampaikan oleh penulis dalam karangan.
Paragraf atau alinea adalah suatu bentuk bahasa
yang biasanya merupakan hasil penggabungan beberapa kalimat. Dalam upaya
menghimpun beberapa kalimat menjadi paragraph, yang perlu diperhatikan adalah
kesatuan dan kepaduan. Kesatuan berarti seluruh kalimat dalam paragraf
membicarakan satu gagasan(gagasan tunggal).Kepaduan berarti seluruh kalimat
dalam paragraf itu kompak, saling berkaitan mendukung gagasan tunggal paragraf.
Dalam kenyataannya kadang-kadang kita
menemukan alinea yang hanya terdiri atas satu kalimat, dan hal itu memang
dimungkinkan. Namun, dalam pembahasan ini wujud alinea semacam itu dianggap
sebagai pengecualian karena disamping bentuknya yang kurang ideal jika ditinjau
dari segi komposisi, alinea semacam itu jarang dipakai dalam tulisan ilmiah.
Paragraf diperlukan untuk mengungkapkan ide yang lebih luas dari sudut pandang
komposisi, pembicaraan tentang paragraf sebenarnya ssudah memasuki kawasan
wacana atau karangan sebab formal yang sederhana boeh saja hanya terdiri dari
satu paragraf. Jadi, tanpa kemampuan menyusun paragraf, tidak mungkin bagi
seseorang mewujudkan sebuah karangan.
BAB II
PARAGRAF
2.2 STRUKTUR PARAGRAF
Paragraf terdiri atas
kalimat topik atau kalimat pokok dan kalimat penjelas atau kalimat pendukung.
Kalimat topik merupakan kalimat terpenting yang berisi ide pokok alinea.
Sedangkan kalimat penjelas atau kalimat pendukung berfungsi untuk menjelaskan
atau mendukung ide utama. Untuk mendapatkan paragraf yang baik perlu
diperhatikan hal-hal berikut :
1. Posisi
Paragraf
Sebuah karangan dibangun oleh beberapa bab.
Bab-bab suatu karangan yang mengandung kebulatan ide dibangun oleh beberapa
anak bab. Anak bab dibangun oleh beberapa paragraf. Jadi, kedudukan paragraf
dalam karangan adalah sebagai unsur pembangun anak bab, atau secara tidak
langsung sebagai pembangun karangan itu sendiri. Dapat dikatakan bahwa paragraf
merupakan satuan terkecil karangan, sebab di bawah paragraf tidak lagi satuan
yang lebih kecil yang mampu mengungkapkan gagasan secura utuh dan lengkap.
2. Batasan
Paragraf
Pengertian
paragraf ini ada beberapa pendapat, antara lain :
1. Kamus
Besar Bahasa Indonesia : paragraf adalah bagian bab dalam suatu karangan
(biasanya mengandung satu ide pokok dan penulisannya dimulai dengan garis baru)
2. The
Jiang Gie dan A. Didyamartaya : paragraf ialah satuan pembagian lebih kecil di
bawah sesuatu bab dalam buku. Paragraf biasanya diberi angka Arab.
3. Kegunaan
Paragraf
Paragraf bukan berkaitan dengan segi
keindahan karangan itu, tetapi pembagian per paragraf ini memiliki beberapa
kegunaan, sebagai berikut:
1. Sebagai
penampung fragmen ide pokok atau gagasan pokok keseluruhan paragraph
2. Alat
untuk memudahkan pernbaca memahami jalan pikiran penulisnya
3. Penanda
bahwa pikiran baru dimulai,
4. Alat
bagi pengarang untuk mengembangkan jalan pikiran secara sistematis
5. Dalam
rangka keseluruhan karangan, paragraf dapat berguna bagi pengantar, transisi,
dan penutup.
4. Unsur-Unsur
Paragraf
Ialah beberapa unsur yang pembangun paragraf,
sehingga paragraf tersebut tersusun secara logis dan sistematis. Unsur-unsur
paragraf itu ada empat macam, yaitu :
(1) transisi,
(2) kalimat topik,
(3) kalimat pengem-bang, dan
(4) kalimat penegas.
Keempat unsur ini tampil secara bersama-sama
atau sebagian, oleh karena itu, suatu paragraf atau topik paragraf mengandung
dua unsur wajib (katimat topik dan kalimat pengembang), tiga unsur,
dan mungkin empat unsur.
5. Struktur
Paragraf
Mendapatkan banyaknya unsur dan urutan unsur
yang pembangun paragraf, struktur paragraf dapat dikelompokkan menjadi delapan
kemungkinan, yaitu :
1. Paragraf
terdiri atas transisi kalimat, kalimat topik, kalimat pengembang, dan kalimat
penegas.
2. Paragraf
terdiri atas transisi berupa kata, kalimat topik, kalimat pengembang, dan
kalimat penegas.
3. Parazraf
terdiri atas kalimat topik, kalimat pengembang, dan kalimat peneges.
4. Paragraf
terdiri atas transisi berupa kata, kalimat topik, dan kalimat pengembang.
5. Paragraf
terdiri atas transisi berupa kalimat, kalimat topik, kalimat pengembang.
6. Paragraf
terdiri atas kalimat topik dan katimat pengembang.
7. Paragraf
terdiri atas kalimat pengembang dan katimat topik.
BAB III
SYARAT-SYARAT PEMBENTUKAN PARAGRAF
3.1 SYARAT-SYARAT PARAGRAF
1. Kesatuan
Kesatuan paragraf ialah semua kalimat yang
membangun paragraf secara bersama-sama menyatakan suatu hal atau suatu tema
tertenru. Kesatuan di sini tidak boleh diartikan bahwa paragraf itu memuat satu
hal saja.
2. Kepaduan
Kepaduan (koherensi) adalah
kekompakan hubungan antara suatu kalimat dan kalimat yang lain yang membentuk
suatu paragraf kepaduan yang baik tetapi apabila hubungan timbal balik antar
kalimat yang membangun paragraf itu baik, wajar, dan mudah dipahami. Kepaduan
sebuah paragraf dibangun dengan memperhatikan beberapa hal, seperti pengulangan
kata kunci, penggunaan kata ganti, penggunaan transisi, dan kesejajaran(paralelisme).
3. Kelengkapan
Ialah suatu paragraf yang berisi
kalimat-kalimat penjelas yang cukup untuk menunjang kalimat topik. Paragraf
yang hanya ada satu kalimat topik dikatakan paragraf yang kurang lengkap.
Apabila yang dikembangkan itu hanya diperlukan dengan pengulangan-pengulangan
adalah paragraf yang tidak lengkap.
4. Panjang
Paragraf
Panjang paragraf dalam sebagai tulisan tidak
sama, bergantung pada beberapa jauh/dalamnya suatu Bahasa dan tingkat pembaca
yang menjadi sasaran.
Memperhitungkar,
4 hal :
· Penyusunan
kalimat topik,
· Penonjolan
kalimat topik dalam paragraf,
· Pengembangan
detail-detail penjelas yang tepat, dan
· Penggunaan
kata-kata transisi, frase, dan alat-alat lain di dalam paragraf.
5. Pola
Sususnan Paragraf
Rangkaian pernyataan dalam paragraf harus
disusun menurut pola yang taat asas, pernyataan yang satu disusun oleh
pernyatanyang lain dengan wajar dan bersetalian secara logis. Dengan cara itu
pembaca diajak oleh penulis untuk memahami paragraf sebagai satu kesatuan
gagasan yang bulat. Pola susunannya bermacam-macam, dan yang sering diterapkan
dalam tulisan ilmiah. antara lain :
(1) pola runtunan waktu,
(2) pola uraian sebab akibat,
(3) pola perbandingan dan pertentangan,
(4) pola analogi,
(5) pola daftar, dan
(6) pola lain.
Ada
tiga teknik pengembangan paragraf :
1. Secara
alami
Pengembangan paragraf secara alami
berdasarkan urutan ruang dan waktu. Urutan ruang merupakan urutan yang akan
membawa pembaca dari satu titik ke titik berikutnya dalam suatu ruang. Urutan
waktu adalah urutan yang menggambarkan urutan tedadinya peristiwa, perbuatan,
atau tindakan.
2. Klimaks
dan Antiklimaks
Pengembangan paragraf teknik ini berdasarkan
posisi tertentu dalam suatu rangkaian berupa posisi yang tertinggi atau paling
menojol. Jika posisi yang tertinggi itu diletakkan pads bagian akhir disebut
klimaks. Sebaliknya, jika penulis mengawali rangkaian dengan posisi paling
menonjol kemudian makin lama makin tidak menonjol disebut antiklimaks.
3. Umum
Khusus dan Khusus Umum
Dalam bentuk Umum ke Khuss utama diletakkan
di awal paragraf, disebut paragraf deduktif. Dalam bentuk khusus-umum, gagasan
utama diletakkan di akhir paragraf, disebut paragraf induktif.
3.2 MACAM-MACAM PARAGRAF
1. Eksposisi
Berisi uraian atau penjelasan tentang suatu
topik dengan tujuan memberi informasi.
Contoh:
Para pedagang daging sapi di pasar-pasar tradisional mengeluhkan dampak pemberitaan mengenai impor daging ilegal. Sebab, hampir seminggu terakhir mereka kehilangan pembeli sampai 70 persen. Sebaliknya, permintaan terhadap daging ayam dan telur kini melejit sehingga harganya meningkat.
Para pedagang daging sapi di pasar-pasar tradisional mengeluhkan dampak pemberitaan mengenai impor daging ilegal. Sebab, hampir seminggu terakhir mereka kehilangan pembeli sampai 70 persen. Sebaliknya, permintaan terhadap daging ayam dan telur kini melejit sehingga harganya meningkat.
2. Argumentasi
Bertujuan membuktikan kebenaran suatu
pendapat/ kesimpulan dengan data/ fakta konsep sebagai alasan/ bukti.
Contoh:
Sebagian anak Indonesia belum dapat menikmati kebahagiaan masa kecilnya. Pernyataan demikian pernah dikemukakan oleh seorang pakar psikologi pendidikan Sukarton (1992) bahwa anakanak kecil di bawah umur 15 tahun sudah banyak yang dilibatkan untuk mencari nafkah oleh orang tuanya. Hal ini dapat dilihat masih banyaknya anak kecil yang mengamen atau mengemis di perempatan jalan atau mengais kotak sampah di TPA, kemudian hasilnya diserahkan kepada orang tuanya untuk menopang kehidupan keluarga. Lebih-lebih sejak negeri kita terjadi krisis moneter, kecenderungan orang tua mempekerjakan anak sebagai penopang ekonomi keluarga semakin terlihat di mana-mana.
Sebagian anak Indonesia belum dapat menikmati kebahagiaan masa kecilnya. Pernyataan demikian pernah dikemukakan oleh seorang pakar psikologi pendidikan Sukarton (1992) bahwa anakanak kecil di bawah umur 15 tahun sudah banyak yang dilibatkan untuk mencari nafkah oleh orang tuanya. Hal ini dapat dilihat masih banyaknya anak kecil yang mengamen atau mengemis di perempatan jalan atau mengais kotak sampah di TPA, kemudian hasilnya diserahkan kepada orang tuanya untuk menopang kehidupan keluarga. Lebih-lebih sejak negeri kita terjadi krisis moneter, kecenderungan orang tua mempekerjakan anak sebagai penopang ekonomi keluarga semakin terlihat di mana-mana.
3. Deskripsi
Berisi gambaran mengenai suatu hal atau
keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, merasa atau mendengar hal
tersebut.
Contoh:
Gadis itu menatap Doni dengan seksama. Hati Doni semakin gencar memuji gadis yang mempesona di hadapanya. Ya, karena memang gadis didepannya itu sangat cantik. Rambutnya hitam lurus hingga melewati garis pinggang. Matanya bersinar lembut dan begitu dalam, memberikan pijar mengesankan yang misterius. Ditambah kulitnya yang bersih, dagu lancip yang menawan,serta bibir berbelah, dia sungguh tampak sempurna.
Gadis itu menatap Doni dengan seksama. Hati Doni semakin gencar memuji gadis yang mempesona di hadapanya. Ya, karena memang gadis didepannya itu sangat cantik. Rambutnya hitam lurus hingga melewati garis pinggang. Matanya bersinar lembut dan begitu dalam, memberikan pijar mengesankan yang misterius. Ditambah kulitnya yang bersih, dagu lancip yang menawan,serta bibir berbelah, dia sungguh tampak sempurna.
4. Persuasi
Karangan ini bertujuan mempengaruhi emosi
pembaca agar berbuat sesuatu.
Contoh:
Dalam diri setiap bangsa Indonesia harus tertanam nilai cinta terhadap sesama manusia sebagai cerminan rasa kemanusiaan dan keadilan. Nilai-nilai tersebut di antaranya adalah mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya, mengembangkan sikap tenggang rasa dan nilai-nilai kemanusiaan. Sebagai sesama anggota masyarakat, kita harus mengembangkan sikap tolong-menolong dan saling mencintai. Dengan demikian, kehidupan bermasyarakat dipenuhi oleh suasana kemanusian dan saling mencintai.
Dalam diri setiap bangsa Indonesia harus tertanam nilai cinta terhadap sesama manusia sebagai cerminan rasa kemanusiaan dan keadilan. Nilai-nilai tersebut di antaranya adalah mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya, mengembangkan sikap tenggang rasa dan nilai-nilai kemanusiaan. Sebagai sesama anggota masyarakat, kita harus mengembangkan sikap tolong-menolong dan saling mencintai. Dengan demikian, kehidupan bermasyarakat dipenuhi oleh suasana kemanusian dan saling mencintai.
5. Narasi
Karangan ini berisi rangkaian peristiwa yang
susul-menyusul, sehingga membentuk alur cerita. Karangan jenis ini sebagian
besar berdasarkan imajinasi.
Contoh:
Jam istirahat. Roy tengah menulis sesuatu di buku agenda sambil menikmati bekal dari rumah. Sesekali kepalanya menengadah ke langit-langit perpustakaan, mengernyitakan kening,tersenyum dan kembali menulis. Asyik sekali,seakan diruang perpustakaan hanya ada dia.
Jam istirahat. Roy tengah menulis sesuatu di buku agenda sambil menikmati bekal dari rumah. Sesekali kepalanya menengadah ke langit-langit perpustakaan, mengernyitakan kening,tersenyum dan kembali menulis. Asyik sekali,seakan diruang perpustakaan hanya ada dia.
6
3.2.1 Macam-macam paragraf berdasarkan tujuannya
1. Paragraf
pembuka
Paragraf pembuka biasanya memiliki sifat
ringkas menarik, dan bertugas menyiapkan pikiran pembaca kepada masalah yang
akan diuraikan.
Contoh
paragraf pembuka :
Pemuli
baru saja usai. Sebagian orang, terutama caleg yang sudah pasti jadi, merasa
bersyukur karena pemilu berjalan lancer seperti yang diharapkan. Namun, tidak
demikian yang dirasakan oleh para caleg yang gagal memperoleh kursi di
parlemen. Mereka mengalami stress berat hingga tidak bias tidur dan tidak mau
makan.
2. Paragraf
penghubung
Paragraf penghubung berisi inti masalah yang
hendak disampaikan kepada pembaca. Secara fisik, paragraf ini lebih panjang
dari pada paragraf pembuka. Sifat paragraf-paragraf penghubung bergantung pola
dari jenis karangannya. Dalam karangan-karangan yang bersifat deskriptif,
naratif, eksposisis, paragraf-paragraf itu harus disusun berdasarkan suatu
perkembangan yang logis. Bila uraian itu mengandung pertentangan pendapat, maka
beberapa paragraf disiapkan sebagai dasar atau landasan untuk kemudian
melangkah kepada paragraf-paragraf yang menekankan pendapat pengarang.
3. Paragraf
penutup
Paragraf penutup biasanya berisi simpulan
(untuk argumentasi) atau penegasan kembali (untuk eksposisi) mengenai hal-hal
yang dianggap penting.
Contoh
paragraf penutup :
Demikian
proposal yang kami buat. Semoga usaha kafe yang kami dirikan mendapat ridho
dari Tuhan YME serta bermanfaat bagi sesame. Atas segala perhatiannya, kami
ucapkan terima kasih.
3.2.2 Macam-macam paragraf berdasarkan letak
kalimat utama
1. Paragraf
deduktif
Paragraf deduktif ditandai dengan terdapatnya
kalimat utama di awal paragraf dan dimulai dengan pernyataan umum yang disusun
dengan uraian atau penjelasan khusus.
Contoh
paragraf deduktif :
Kemauannya sulit untuk diikuti. Dalam rapat sebelumnya, sudah
diputuskan bahwa dana itu harus disimpan dulu. Para peserta sudah menyepakati
hal itu. Akan tetapi, hari ini ia memaksa menggunakannya untuk membuka usaha
baru.
2. Paragraf
induktif
Paragraf induktif ditandai dengan terdapatnya
kalimat utama di akhir paragraf dan diawali dengan uraian atau penjelasan
bersifat khusus dan diakhiri dengan pernyataan umum.
Contoh
paragraf induktif :
Semua
orang menyadari bahwa bahasa merupakan sarana pengembangan budaya. Tanpa
bahasa, sendi-sendi kehidupan akan lemah. Komunikasi tidak lancer. Informasi
tersendat-sendat. Memang bahasa merupakan alat komunikasi yang penting,
efektif dan efisien.
3. Paragraf
campuran
Paragraf campuran ditandai dengan terdapatnya
kalimat utama di awal dan akhir paragraph. Kalimat utama yang terletak diakhir
merupakan kalimat yang bersifat penegasan kembali.
Contoh
paragraf campuran :
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak dapat
dilepaskan dari komunikasi. Kegiatan
apa pun yang dilakukan manusia pasti menggunakan sarana komunikasi, baik sarana
komunikasi yang sederhana maupun yang modern. Kebudayaan dan peradaban
manusia tidak akan bias maju seperti sekarang ini tanpa adanya sarana
komunikasi.
3.2.3 Macam-macam paragraf berdasarkan isi
1. Paragraf
deskripsi
Paragraf deskripsi ditandai dengan kalimat
utama yang tidak tercantum secara nyata dan tema paragraf tersirat dalam
keseluruhan paragraf. Biasanya dipakai untuk melakukan sesuatu, hal, keadaan,
situasi dalam cerita.
Contoh
paragraf deskripsi :
Dari
balik tirai hujan sore hari, pohon-pohon kelapa di seberang lembah itu seperti
perawan mandi basah, segar penuh gairah dan daya hidup. Pelepah-pelepah yang
kuyup adalah rambut basah yang tergerai dan jatuh di belahan punggung.
Batang-batang yang ramping dan meliuk-liuk oleh hembusan angin seperti tubuh
semampai yang melenggang tenang dan penuh pesona.
2. Paragraf
proses
Paragraf proses ditandai dengan tidak
terdapatnya kalimat utama dan pikiran utamanya tersirat dalam kalimat-kalimat
penjelas yang memaparkan urutan suatu kejadian atau proses, meliputi waktu,
ruang, klimaks dan antiklimaks.
3. Paragraf
efektif
Paragraf efektif adalah paragraf yang
memenuhi ciri paragraf yang baik. Paragrafnya terdiri atas satu pikiran utama
dan lebuh dari satu pikiran penjelas. Tidak boleh ada kalimat sumbang, harus
ada koherensi antar kalimat.
3.3
UNSUR-UNSUR PARAGRAF
Dalam pembuatan suatu paragraf harus memiliki
unsur unsur pembangun paragraf agar paragraf atau alinea dapat berfungsi dengan
sebagaimana mestinya Topik atau tema atau gagasan utama atau gagasan pokok atau
pokok pikiran, topik merupakan hal terpernting dalam pembuatan suatu alinea
atau paragraf agar kepaduan kalimat dalam satu paragraf atau alinea dapat
terjalin sehingga bahasan dalam paragraf tersebut tidak keluar dari pokok
pikiran yang telah ditentukan sebelumnya.
Kalimat utama atau pikiran utama, merupakan
dasar dari pengembangan suatu paragraf karena kalimat utama merupakan
kalimat yang mengandung pikiran utama. Keberadaan kalimat utama itu bisa di
awal paragraf, diakhir paragraf atau pun diawal dan akhir paragraf. Berdasarkan
penempatan inti gagasan atau ide pokoknya alinea dibagi menjadi beberapa jenis
yaitu:
Deduktif
: kalimat utama diletakan di awal alinea
Induktif
: kalimat utama diletakan di akhir anilea
Variatif
: kalimat utama diletakan di awal dan diulang pada akhir alinea
Deskriptif/naratif
: kalimat utama tersebar di dalam seluruh alinea
Kalimat
penjelas, merupakan kalimat yang berfungsi sebagai penjelas dari gagasan utama.
Kalimat penjelas merupakan kalimat yang berisisi gagasan penjelas. Judul
(kepala karangan), untuk membuat suatu kepala karangan yang baik, ada beberapa
syarat yang harus dipenuhi, yaitu :
1. Provokatif
(menarik)
2. Berbentuk
frase
3. Relevan
(sesuai dengan isi)
4. Logis
5. Spesifik
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan Dan Saran
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan
bahwa ilmu Bahasa Indonesia dapat member kita ilmu pengetahuan yang mendalam
dan Bahasa Indonesia adalah Bahasa Resmi kebangsaan dengan Berbahasa Indonesia
kita bias menambah Cakrawa dan pemikiran dan berbahasa yang lusa.
Daftar Pustaka
1. Depdiknas.
2002. Kamus Besar Bahsa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta
: Depdiknasa.
2. Dini,
Dahlia dan Sitorus. 2004. Bimbingan Pemantapan Bahasa Indonesia.
Bandung : CV Yrama Widya.
3. Herman
J. Waluyo. 2001. Teori Drama dan Pengajaran. Yogyakarta :
Hanindita.
4. Waluyo,
Herman J. 1995. Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta : PT
Erlangga
5. Wiyanto,
Asul. 2001. Diskusi. Jakarta : PT Grasindo.
6. Wiyanto,
Asul. 2001. Terampil Pidato. Jakarta : PT Grasindo.
7. Wahyu
R.N, Tri. 2006. Bahasa Indonesia. Jakarta. Universitas Gunadarma
8. Rahardi,
Kunjana. 2010. Teknik-teknik Pengembangan Paragraf Karya Tulis Ilmiah.
Graha Media.
9. Wiyanto,
Asul. 2006. Terampil Menulis Paragraf. Grasindo.
10. Budiharso, Teguh. 2009. Panduan
Lengkap Penulisan Karya Ilmiah. Angkasa.
11. Indriaty, Etty. 2008. Menulis
Karya Ilmiah . Gramedia Pustaka Utama.
12. Wuryanto, R. 2010. Pedoman
Lengkap Eyd ( Ejaan Yang Disempurnakan ). Paung Bona Jaya.
13. Muda, Ahmad A.K. 2008. Kamus
Saku Bahasa Indonesia Idx Ed.terbaru. Tititk Terang.
14. http://fusliyanto.wordpress.com/kumpulan-materi-bahasa-indonesia-3/
15. http://ellopedia.blogspot.com/2010/09/paragraf.html
0 komentar:
Posting Komentar